Friday, February 13, 2009

MAZMUR 23 BAGI ORANG-ORANG YANG TIDAK DIGEMBALAKAN

Aku tidak memiliki gembala,
dan aku sangat membutuhkanNya.
Tidak ada yang membimbingku ke padang rumput hijau,
aku tidak bisa beristirahat!
Tidak ada yang membimbingku ke air yang tenang,
dan aku begitu kehausan.
Tidak ada yang menyembuhkan jiwaku
atau menunjukkan kepadaku bagaimana hidup dengan benar.
Aku tidak mengetahui di mana berbelok.
Aku berjalan di lembah kekelaman,
dan setan mengelilingiku;
aku ngeri!
Tidak ada yang mempedulikan aku.
Aku dikalahkan musuh-musuhku.
Tidak ada yang mengobati lukaku atau mengisi cangkirku,
cangkirku kosong!
Sepanjang hari-hari kehidupanku dipenuhi kekecewaan dan tipuan!
Aku tidak memiliki rumah di surga.
Haruskah aku tinggal di rumah setan selamanya?

Monday, February 9, 2009

SEORANG UTUSAN

Membutuhkan:

Hikmat seekor burung hantu,
Keuletan seekor bulldog,
Keberanian seekor singa,
Kesabaran seekor keledai,
Visi seekor rajawali,
Melodi seekor burung bul-bul,
Ketaatan seekor anak domba,
Iman seorang nabi,
Kelembutan seorang gembala,
Kesungguhan seorang penginjil,
Kesetiaan seorang ibu,
Pengorbanan seorang martir,
dan Keloyalan seorang rasul.

Tetapi, utusan-utusan tidak dilahirkan.
Mereka dibentuk.
Persyaratan dasarnya bukan kepandaian.
Tetapi dari roh yang berserah,
kesetiaan kepada kehendak Allah,
dan pengertian yang dalam akan panggilan.

Thursday, February 5, 2009

MEMINDAHKAN LAUT

29 September 1996

Seorang tokoh gereja, Agustinus suatu hari pergi ke pantai ketika sedang kebingungan memikirkan Allah Tritunggal. Tengah ia merenung, ia melihat seorang anak kecil mengambil air laut dengan kulit kerang dan menuangkannya ke dalam lubang kecil yang dibuatnya di atas pasir. "Apakah yang sedang kamu lakukan, Nak?" tanya Agustinus.

"Saya sedang memindahkan lautan ke dalam lubang ini!" jawab anak itu polos.

Agustinus merasa tertemplak dengan jawaban itu. Sambil berlalu, ia bergumam, "Saya tak ubahnya seperti anak kecil itu. Ketidakterbatasan Allah sering kali aku batasi dengan pikiranku yang terbatas."

TIANG LISTRIK

15 September 1996

Waktu itu saya masih duduk di bangku SD. Pembimbing kami membagikan secarik kertas polos, sepolos saya dan teman-teman saya. Ia mengajak kami untuk melukiskan benda apa yang paling kami sukai, dan apa makna benda itu dalam hidup kami.

Saya sendiri tidak ingat apa yang saya gambar pada kertas saya. Tapi salah seorang sahabat baik saya menggambar sebatang pohon rimbun dengan dedaunan dan buah yang lebat. Ketika ditanya oleh pembimbing apa yang menjadi alasannya untuk menggambar pohon, ia menjawab, "Bagi saya sahabat yang baik itu seperti pohon, Bu. Ia memberikan buah yang enak waktu musim panen. Kalau hari menjadi panas, saya bisa berteduh di bawah pohon. Kadang-kadang, waktu hati saya kepingin marah, sahabat baik saya bisa menenangkan. Soalnya, tidak enak kalau marah di depan dia. Dan pohon juga setia. Walau hari panas atau hari hujan, ia tetap berdiri teguh."

Pembimbing kami tersenyum mendengar jawabannya, lalu menguji, "Kalau cuma berdiri teguh sih, tiang listrik juga bisa. Dan, tiang listrik juga memberi kamu keuntungan. Kenapa kamu tidak gambar tiang listrik saja? Kan lebih mudah."

Waktu itu sahabat saya tidak bisa menjawab.

Hingga kami lepas dari bangku sekolah, dan sepuluh tahun telah lewat. Ketika kesempatan untuk berjumpa semakin langka, namun rasa setia telah berakar. Di sebuah suratnya, ia berkata, "Tiang listrik hanya butuh beberapa hari untuk ditanam. Tetapi sebatang pohon butuh bertahun-tahun. Kalau saya bisa punya lebih dari sebatang pohon, saya tahu pasti bahwa saya adalah orang yang sangat kaya."

TANDA SALIB ADALAH POSITIF

15 September 1996

Allah telah memberi yang TERPOSITIF bagi hidup kita, yaitu:
- Penebusan dosa
- Pengampunan
- Pengakuan sebagai anak Allah
- dan Hidup Kekal di dalam NamaNya.

Allah hidup di dalam kita.
Allah sendiri adalah ALLAH YANG POSITIF.
Dan salibNya adalah tanda bahwa Ia positif.
Jadilah umat yang positif seperti Allah kita!